Fadhlul Islam - Dosa Bidah Lebih Dahsyat dari Dosa Besar Lain

Kemudian Nabi ﷺ, setelah menggambarkan sifat orang-orang Khawarij ini, yang kebanyakannya adalah pemuda-pemuda (kita lihat rata-rata mereka adalah pemuda-pemuda usia belasan dan dua puluh tahun),

 

Dan mereka adalah orang-orang yang dangkal akalnya. Kurang ilmu dan kurang akal kemudian terkena syubhat, dan mereka sangat mudah terkena syubhat.

Meskipun demikian, lihatlah bagaimana Nabi ﷺ mengancam orang-orang tersebut,

 

Dimana saja kalian bertemu dengan mereka, maka hendaklah kalian membunuhnya. Dan maksud beliau ﷺ terhadap [فاقتلوهم] adalah imam kaum muslimin bersama muslimin yang lain. Maksudnya adalah “kalian wahai imam/pemimpin kaum muslimin dan pasukan”.

Ali bin Abi Thalib melaksanakan hadits Nabi ﷺ karena keluarnya golongan Khawarij ini terjadi di zaman beliau. Mereka mengkafirkan Ali bin Abi Thalib, mengkafirkan Mu’awiyah dengan alasan bahwasanya Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah tidak berhukum dengan hukum Allah سبحانه وتعالى melainkan berhukum dengan hukum manusia. Karena mereka di dalam bermusyawarah mereka mewakilkan orang lain. Dan orang-orang Khawarij menganggap ini adalah bagian dengan berhukum dengan selain hukum Allah سبحانه وتعالى, dan mereka membacakan ayat,

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. [QS. Al-Maidah:44]

 

Sehingga mereka tidak ragu-ragu di dalam mengkafirkan Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan, demikian pula setiap orang yang setuju dengan musyawarah tadi mereka anggap telah keluar dari agama Islam. Inilah menurut pendapat orang-orang Khawarij.

 

Sehingga “kalian wahai imam/pemimpin kaum muslimin”, jika mendapatkan golongan ini maka bunuhlah mereka. Dan ini adlaah perintah Nabi ﷺ kepada kaum pemerintah kaum muslimin dan kaum muslimin. Ini menunjukkan bahwasanya peperangan yang diperintahkan bukanlah dilakukan sendiri-sendiri atau individu, namun yang melaksanakannya adalah penguasa dan orang-orang yang

mereka perintahkan.

 

Seandainya di sekitar kita ada orang-orang Khawarij, maka tidak boleh kita membunuhnya secara pribadi dengan alasan bahwa mereka Khawarij, karena Nabi ﷺ memerintahkan bahwa dimanapun bertemu dengan mereka hendaklah membunuhnya. Tidak.

Akan tetapi maksudnya adalah perintah ini dilaksanakan oleh pemerintah dan penguasa. Sebab jika tidak demikian maka akan terjadi kekacauan. Mungkin saja orang-orang akan saling membunuh dengan alasan membunuh orang-orang Khawarij, pasdahal bisa saja yang terjadi adalah masalah pribadi namun kemudian yang dijadikan alasan adalah membunuh orang Khawarij.

 

Sekali lagi, yang berhak untuk membunuh orang-orang Khawarij adalah pemerintah atau penguasa atau jika kita diperintahkan oleh penguasa di dalam peperangan jika memerangi mereka.

 

Syahidnya disini adalah bahwasanya Nabi ﷺ memerintahkan untuk membunuh orang-orang Khawarij. Apakah perintah ini ada di dalam pelaku riba? Berdusta? Tidak ada. Namun disini, ketika berbicara tentang orang-orang Khawarij, beliau ﷺ sampai memerintahkan untuk membunuh mereka (yaitu bersama pemerintah dan penguasa kaum muslimin). Maka ini menunjukkan bahayanya bid’ah. Khususnya bid’ah khawarij, sampai-sampai Nabi ﷺ memerintahkan untuk membunuh mereka. Padahal di dalam dosa-dosa besar lainnya yang tidak sampai kepada bid’ah tidak ada perintah untuk membunuh mereka. Ini menunjukkan bahwa bid’ah ini lebih dahsyat daripada dosa besar lainnya, karena Nabi ﷺ sampai memerintahkan untuk membunuh mereka. (*)