Faidah Syaban 3 - Bulan yang Sering Dilalaikan

- Sabtu, 11 Maret 2023 | 12:20 WIB
Mencium Hajar Aswad
Mencium Hajar Aswad


PortalAMANAH.com -- Ucapan Nabi ﷺ, “Karena ini bulan yang banyak Dilalaikan manusia di antara Rajab dan Ramadhan.”

Di sini terdapat isyarat halus bahwa seyogyanya manusia menggunakan waktu-waktu lainnya dengan amal ketaatan.

Dan hal ini termasuk perkara yang dicintai dan diridhai Allah ﷻ. Karena itulah ada sejumlah salaf yang menyukai shalat sunnah (tathawwu’) di antara waktu Maghrib dan Isya dengan alasan bahwa ini waktu yang seringkali Dilalaikan (manusia).

Demikian pula lebih diutamakan shalat malam pada sepertiga malam terakhir, karena ini waktu yang paling banyak Dilalaikan manusia dari berdzikir (mengingat) Allah.

Nabi ﷺ bersabda,

 النبيُّ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنَ العَبْدِ فِي جَوْفِ اللّيْلِ الآخِرِ، فَإنَ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّه فِي تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ 

“Waktu terdekat Rabb kepada hamba-Nya adalah di saat malam terakhir. Karena itu jika kau mampu untuk menjadi orang yang berdzikir kepada Allah di waktu tersebut, maka kerjakanlah.” (HR. Tirmidzi no.3579 dan Nasa’i no.572. Dishahihkan oleh al-Albani)

Karena itulah, dianjurkan untuk berdzikir kepada Allah di tempat-tempat yang di sana banyak kelalaian, keberpalingan dan sedikitnya orang yang berdzikir, seperti di pasar dan majelis-majelis yang sia-sia. [Lathaiful Maarif karya Ibnu Rajab Hal: 131]

Di antara faidah beramal di waktu lalai adalah : Bahwa seorang muslim yang menghidupkan waktu-waktu yang Dilalaikan manusia dengan amal ketaatan, maka hal ini lebih menyembunyikan amalannya.

Sedangkan menyembunyikan amal-amal ketaatan yang bersifat nafilah (sunnah) itu lebih dekat kepada keikhlasan. Akan sulit bagi seorang muslim untuk bisa selamat dari riya’ (pamer/ingin dilihat) apabila ia menampakkan amal shalihnya.

Bulan Sya’ban adalah bulan  diangkatnya amalan kepada Allah, sebagaimana di dalam hadits : “Di bulan ini amalan terangkat sampai ke Rabb Semesta Alam, dan saya senang di saat amalku terangkat saya sedang berpuasa.”

Nabi ﷺ senang saat amalan beliau terangkat beliau dalam keadaan berpuasa. Karena di momen tersebut lebih diterimanya amalan dan diangkatnya derajat. Karena itu hendaknya kaum muslimin meneladani Nabi mereka ﷺ di dalam hal ini dan memperbanyak puasa dibulan Sya’ban. (Bersambung)

Sumber : 32 Fa'dah fii Syahri Sya'ban Karya Syaikh Shalih al-Munajjid, penerbit: Majmu'ah Zad di bawah lisensi Syaikh Shalih al-Munajjid

Editor: Firmansyah Lafiri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Renungan Ramadhan 14 -- Amalan Raga dan Jiwa

Sabtu, 1 April 2023 | 09:31 WIB

Renungan Ramadhan 10 - Puasa dan Kesehatan

Sabtu, 1 April 2023 | 08:55 WIB

Telaah - Tidak Shalat Lail, Sebaiknya Diam !

Sabtu, 1 April 2023 | 08:44 WIB

Telaah - Shalat Itu Persoalan Rasa

Jumat, 31 Maret 2023 | 10:02 WIB

Renungan Ramadhan 9 - Jaminan Mutu Ramadhan

Jumat, 31 Maret 2023 | 09:00 WIB

Kebangkrutan SVB dan Perbankan Nasional

Kamis, 30 Maret 2023 | 15:52 WIB

Renungan Ramadhan 8 - Belajar Menjadi Manusia Utuh

Kamis, 30 Maret 2023 | 09:00 WIB

Renungan Ramadhan 7 - Amalan Hati

Rabu, 29 Maret 2023 | 09:00 WIB

Spirit Tahajud - Ramadhan Bulan Penyucian Harta

Rabu, 29 Maret 2023 | 03:48 WIB

Spirit Tahajud - Nilai Keutamaan Bershadaqah

Rabu, 29 Maret 2023 | 03:39 WIB

Tarbiyah Nabawi - Dahsyatnya Efek Ramadhan

Selasa, 28 Maret 2023 | 14:15 WIB

Renungan Ramadhan 6 - Ramadhan di Afrika

Selasa, 28 Maret 2023 | 09:00 WIB

Renungan Ramadhan 5 - Nikmat Sejati

Senin, 27 Maret 2023 | 09:00 WIB

Ini Aurat Lelaki? Atlet Rawan Mengumbar Auratnya

Senin, 27 Maret 2023 | 05:59 WIB
X