Oleh : Syamril al Bugisyi, Rektor Kalla Institut
PortalAMANAH.com -- Waktu kecil dulu tahun 80-an ada iklan baterai ABC yang masih saya ingat taglinenya sampai sekarang. "Baterai ABC Jaminan Mutu" diucapkan selalu di akhir iklan. Apa maksudnya? Baterai yang dijual dijamin mutunya bagus.
Lalu di era sekarang hampir semua produk seperti otomotif, telekomunikasi ada masa garansi. Itu juga dalam rangka jaminan mutu. Jika dalam masa garansi ada masalah maka bisa diperbaiki tanpa biaya. Bahkan jika sangat vital masalahnya barang bisa diganti dengan yang baru.
Di dunia pendidikan juga sudah dikenal istilah jaminan mutu atau quality assurance. Lembaga pendidikan memberikan indikator mutu lulusan yang dijamin akan diraih jika syarat, proses dan ketentuan yang berlaku diikuti dan dipenuhi. Contohnya Bimbingan Belajar berani memberi garansi uang kembali 100% jika tidak lulus di perguruan tinggi negeri. Tentu jika syarat sudah dipenuhi seperti kehadiran di kelas, mengerjakan tugas dan sebagainya.
Sekolah Islam Athirah berani memberi jaminan mutu lulusannya bisa membaca Al Qur'an dengan benar sesuai kaidah tajwid. Jika selama sekolah sampai lulus dan tidak bisa baca Al Qur'an maka itu kesalahan sekolah.
Bagaimana dengan Ramadhan? Apa juga ada garansi atau jaminan mutunya? Jika kita cermati Al Qur'an dan Hadist minimal ada 3 yang dijamin akan diperoleh jika kita menjalankan puasa sesuai petunjuk Rasulullah.
Pertama, orang yang berpuasa dijamin akan sehat fisik. "Berpuasalah maka engkau akan sehat". Apakah orang yang berpuasa pasti sehat? Insya Allah jika puasanya sesuai sunnah. Saat berbuka mulai dengan yang manis seperti kurma atau makanan lainnya. Juga tidak berlebihan makannya, tidak balas dendam tapi maksimal 1/3 lambungnya untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 untuk udara. Jika berlebihan maka bukan sehat yang didapat, malah penyakit.
Jaminan kedua yaitu meraih ampunan. Sabda Rasulullah "Barang siapa yang berpuasa (hadis lain shalat malam) karena iman dan mengharapkan balasan dari Allah semata maka akan diampuni dosanya yang telah lalu".
Ampunan akan diraih syarat utamanya iman dan ikhlas. Jadi puasa dan shalat malam bukan untuk dipuji atau riya'. Iman berarti dikerjakan karena keyakinan itu perintah dari Allah. Penuh kesadaran bukan keterpaksaan. Begitu pentingnya iman dan ikhlas ini sampai Rasulullah mengatakan "sungguh celaka orang yang bulan Ramadhan berlalu tapi tidak juga diampuni dosanya".
Jaminan ketiga yaitu meraih derajat takwa. Allah berfirman di Q.S. Al Baqarah 183 "hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Inilah jaminan yang paling tinggi derajatnya dan paling sulit untuk diraih. Tidak cukup hanya puasa fisik menahan makan minum dan hubungan suami istri tapi harus juga puasa panca indra dan hati yaitu menghindarkan diri dari segala perbuatan maksiat seperti ghibah, fitnah, pikiran kotor, marah dan lain sebagainya.
Juga harus ada kepedulian kepada sesama dengan memberi bantuan dalam keadaan lapang maupun sulit. Mau memaafkan orang lain dan senantiasa berbuat kebaikan. Lalu suka bertobat jika berbuat salah, memohon ampun dan tidak mengulangi lagi kesalahannya.
Juga harus ada kecintaan kepada Al Qur'an dengan membaca, memahami, menghafal, mengamalkan dan mendakwahkannya. Itu semua dapat dilihat di Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 2-4 dan Q.S. Ali Imran : 134-135.
Semoga bulan Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan terbaik bagi kita semua karena mendapatkan jaminan mutu fisik, social dan spiritual yaitu sehat, ampunan dan takwa. Selamat berjuang dan semoga sukses.(*)
Artikel Terkait
Renungan Ramadhan 1 - Memuliakan Ramadhan
Renungan Ramadhan 2 - Syukur Nikmat Ramadhan
Renungan Ramadhan 3 - Iman, Ilmu dan Amal