PortalAMANAH.com -- Ramadhan adalah bulan yang sangat agung dan mulia. Keagungan dan kemuliaan bulan Ramadhan ini menebarkan keberkahan di dalamnya sehingga setiap amal ibadah maupun amal saleh tiap hamba-Nya di balas berlipat ganda pahalanya.
Di antara amal perbuatan yang utama di bulan Ramadhan ini kita dianjurkan untuk memperbanyak shadaqah. Rasulullah ﷺ ketika ditanya tentang shadaqah yang utama, beliau menjawab : "Shadaqah yang utama adalah di bulan Ramadhan.
Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ adalah seorang yang paling pemurah dan di bulan Ramadhan beliau lebih pemurah lagi. Kebaikan Rasulullah ﷺ di bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus karena begitu cepat dan banyaknya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ mengatakan, “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR. Baihaqi). Untuk bersedekah kita tidak harus menunggu kaya. Suatu hari, Rasulullah berkata,
سبق درهم مئة ألف درهم فقال رجل وكيف ذاك يا رسول الله قال: رجل له مال كثير أخذ من عرضه مئة ألف درهم تصدق بها ورجل ليس له إلا درهمان فأخذ أحدهما فتصدق به
“(Pahala sedekah) satu dirham mengalahkan seratus ribu dirham”. Seorang sahabat bertanya, “Bagaimana mungkin, ya Rasulullah?”. “(Bandingkan) seorang kaya raya yang memiliki banyak harta, dia mengambil seratus ribu dirham dari hartanya dan bersedekah dengannya. Lalu ada seorang miskin yang hanya punya dua dirham, dan dia bersedekah dengan satu dari dua dirham itu”. Karena itulah, Ali bin Abi Thalib berkata, “Jangan malu bersedekah walaupun sedikit. Sebab, kebaikan itu (dinilai) pada pemberiannya walaupun sedikit”.
Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib, “Bagaimana untuk mengetahui seseorang itu “ahli dunia” atau “ahli akhirat”?” Ali bin Abi Thalib menjawab, “Jika ada dua orang (tamu) datang, satu orang (tamu) membawa hadiah, dan satu lagi meminta sedekah. Bila hati tuan rumah lebih condong pada pembawa hadiah, maka dia termasuk ahli dunia. Apabila hati tuan rumah lebih condong pada orang yang meminta sedekah, maka dia termasuk ahli akhirat. Karena itu pula, Ibnul Qayyim mengatakan,
لَوْ عَلِمَ الْمُتَصَدِقُ حَقّ الْعِلْمَ وَتَصَوُرَ أنَ صَدَقَتُهُ تَقَعَ فِي ( يَدِ اللَهِ ) قَبْلِ يَدِ الفَقِيرِ ، لَكَانَتْ لَذّةُ المُعْطِي أكْبَرَ مِنْ لَذَةِ الآخِذِ
Seandainya seorang pemberi sedekah mengetahui dan melihat dengan sebenarnya bahwa sedekahnya telah sampai (ke tangan Allah) sebelum sampai ke tangan orang miskin, niscaya rasa bahagia yang dirasakan seorang pemberi sedekah lebih besar dari rasa bahagia penerima (sedekah) itu.
Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan begitu indah. Karena terjadi sinergitas perilaku si kaya dan si miskin yang saling menyadari kelebihan dan kekurangannya. Indah di sini justru terlihat berwarna pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal.
Di mana, ketika itu umat muslim mengeluarkan zakat mal dan fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata terjadi.
Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam tindakan.
Semangat zakat mal dan fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan, sejalan hatinya sebab kalian semua adalah ummat Allah.
Dalam kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah subhana wa ta'ala; sebagaimana yang terkandung dalam hadis Qurthubi:
Artikel Terkait
Spirit Tahajud - Mengamalkan Ajaran Ikhlas Beramal
Spirit Tahajud - Hari Pertanggungjawaban Amal
Spirit Tahajud - Amalan Penguat Iman
Spirit Tahajud - Cinta dan Benci Karena Allah