Oleh : Bachtiar Aras, Trainer Life Revolution
PortalAMANAH.com -- Pak Bejo hanya mampu terpaku melihat sawahnya yang terendam air karena banjir bandang. Tak ada sebutir padi pun yang bisa dipanen. Padahal hasil panen tahun itu ia rencanakan untuk menyekolahkan anaknya yang telah tamat SD dan yang satunya tamat SMP.
Tapi apa boleh buat, ketika musibah banjir bandang melanda kampungnya, tidak sedikit orang yang senasib dengannya harus menelan pil pahit dengan gagalnya panen di tahun itu.
Kemudian, kisah Pak Mujiono, seorang sopir angkot yang pendapatannya pas-pasan, terpaksa harus ngirit sana sini. Karena selain saat ini biaya hidup sangat tinggi apalagi ia harus membayar uang pangkal masuk sekolah swasta favorit dekat rumahnya, yang sampai jutaan rupiah.
“Kepinginnya sih, anak-anak terus sekolah. Kalau bisa hingga ke PT. Tapi mungkinkah nyekolahin anak dalam kondisi seperti ini?”, ujarnya dengan nada pesimis.
Dua contoh kasus di atas merupakan gambaran betapa manusia, siapa pun dia, tidak bisa lepas dari kesulitan hidup. Dan kehidupan di dunia ini akan silih berganti antara kesulitan dan kemudahan.
Tapi sadarkah kita bahwa di saat ini, untuk sementara, Allah telah memberikan fasilitas yang berlebih kepada kita dibanding mereka yang dilanda kesulitan hidup nun jauh di sana ?
Di sinilah letak ‘kuncinya’, bagaimana sikap orang yang memiliki harta berlebih terhadap orang-orang yang berada dalam kesulitan berupa kefakiran dan kemiskinan. Di sini sangat dibutuhkan tumbuhnya kepekaan sosial.
Puasa sebenarnya secara implisit menumbuhkan sensitifitas terhadap sesama. Bayangkan, kaum muslimin, baik yang kaya maupun yang miskin, diwajibkan untuk sama-sama merasakan lapar dan dahaga.
Sehingga akan menumbuhkan kesadaran bagi mereka yang berpunya bahwa beginilah sebenarnya yang dirasakan oleh saudara-saudaranya yang fakir dan miskin. Kalau menahan lapar dan haus selama sebulan sih mending.
Tapi kaum fuqara dan masaakin ini yang telah merasakan lapar dan dahaga berkepanjangan. Bukan sehari dua hari, tidak sebulan atau dua bulan, akan tetapi berbulan-bulan. Kalau mereka tidak diperhatikan, seperti apa penderitaan yang akan dialami?
Di sisi lain, pada bulan Ramadhan kita dianjurkan memperbanyak sedekah kepada orang-orang yang tidak mampu. Sebagaimana diketahui bahwa setiap amalan di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Sedekah memang tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja, tetapi bila dilakukan pada bulan ini pahalanya akan berlipat-lipat. Itulah sebabnya pada bulan ini dianjurkan untuk lebih banyak lagi bersedekah.
Konsep pendidikan menyatakan bahwa pendidikan akan berhasil jika bersifat audio visual. Misalnya, kalau mengajar seorang anak naik sepeda maka berikan ia sepeda.
Artikel Terkait
Renungan Ramadhan 7 - Amalan Hati
Seputar Puasa Ramadhan 3 - Adab dan Hal Tak Merusak Puasa Ramadhan
Tarbiyah Nabawi - Dahsyatnya Efek Ramadhan
Spirit Tahajud - Ramadhan Bulan Penyucian Harta