Oleh : Ust Drs Nasri Bukhari MA, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel
HidayatullahSulsel.com -- Pentingnya waktu satu jam setelah subuh, demikian kutipan nasehat Ust Tommy Eka Purnama, pendamping kami saat ibadah Umroh Februari lalu. Dia mengulas singkat bahwa satu jam setelah subuh menentukan arah tujuan hidup kita. Ia menjelaskan dalam berbagai perpektif, mulai kesehatan hingga dzikir paling terbaik.
Alhamdulillah pada sebuah masjid di kawasan pemukiman BTP Makassar, lokasi jadwal saya ceramah subuh Ramadhan, rupanya oleh sebagian jamaahnya sudah mengamalkan keutamaan dzikir dan doa setelah shalat shubuh hingga terbit matahari atau isyraq itu.
Sekitar 25 orang jama'ah bapak-bapak dan jama'ah ibu-ibi dua kali lipat lebih banyak lagi yang tidak beranjak dari tempat duduk di masjid dalam berbagai aktivitas hingga tiba shalat isyraq. Seperti dzikir dan doa secara infiradi dan belajar Al-Quran secara berhalaqah.
Suasana seperti di masjid tersebut juga sudah di banyak masjid. Apalagi di bulan Ramadhan ini, semakin menambah semangat untuk mengamalkan sunnah Nabi ini.
Kalau saja kaum muslimin memahami dan menyadari akan kemuliaan amalan ini niscaya seusai shalat subuh dia tidak akan meninggalkan masjid hingga terbit matahari kecuali terlebih dahulu berdzikir dan seterusnya melaksanakan shalat isyraq.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menjelaskan tentang salah satu waktu terbaik yakni tetap berdiam diri di masjid seusai shalat subuh hingga terbit matahari dengan berdzikir kepada Allah, dalam wasiatnya kepada Ali Bin Abutholib
يَا عَلِيُّ، إِذَا صَلَّيْتَ فَاقْعُدْ مَكَانَكَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِنَّ اللهَ يَكْتُبُ لِمَنْ يَجْلِسُ مَكَانَهُ حُجَّةً وَعُمْرَةً أَوْ عِتْقَ رَقَبَةٍ أَوْ صَدَقَةَ أَلْفِ دِيْنَارٍ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ
“Wahai Ali, jika engkau telah shalat maka duduklah di tempatmu (berdzikir) sampai terbitnya matahari. Maka sesungguhnya Allah mencatat pahala bagi orang-orang yang tetap duduk di tempatnya seperti pahala melaksanakan haji dan umroh, atau pahala memerdekakan budak, atau pahala sedekah seribu dinar di jalan Allah.”
Salah satu pesan Rasulullah pula bahwa orang yang memanfaatkan waktu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari untuk berdzikir, maka Allah pun malu (sungkan) untuk mengazabnya. Dalam arti lain orang tersebut akan terhindar dari azab api neraka.
يَا عَلِيُّ، مَنْ ذَكَرَ اللهَ قَبْلَ الْفَجْرِ وَقَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا اِسْتَحْيَ اللهُ أَنْ يُعَذِّبَهُ بِالنَّارِ
“Wahai Ali, barang siapa berdzikir kepada Allah sebelum waktu fajar (subuh) dan sebelum terbitnya matahari (setelah subuh) dan sebelum terbenamnya matahari (sebelum maghrib) maka malu (sungkan) Allah untuk menyiksanya dengan api neraka.”
Malunya Allah ta'ala karena begitu sangat menghargainya mujahadah hambaNya. Di saat waktu menjelang Maghrib dan setelah Subuh disaat kebanyakan hambaNya tidak menyergap momentum sangat mulia tersebut. Kecuali terdapat sebagian kecil hambaNya yang tidak mau melewatkan kesempatan mulia itu, larut dalam doa dan dzikir kepadaNya.
Artikel Terkait
Tarbiyah Nabawi - Ramadhan Segera Datang, Begini Sikap Menyambutnya
Tarbiyah Nabawi - Bergembira Menyambut Ramadhan sebagai Bukti Keimanan
Tarbiyah Nabawi - Hadiah Kebahagiaan bagi Orang Bertaqwa
Tarbiyah Nabawi - Menjadi Manusia Termulia
Tarbiyah Nabawi - Dahsyatnya Efek Ramadhan