Oleh : Dr H Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar MSi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar dan Dewan Pertimbangan Hidayatullah
PortalAmanah.com -- Periode perjuangan Rasulullah shalallahu alahi wa shallam oleh para ulama membagi dua. Yakni periode Makkah dan periode Madina. Dua periode ini bukan saja dibedakan tempat tapi juga dengan ciri yang berbeda satu sama lainnya.
Ayat makkiyah umumnya terkait masalah keimanan sedangkan ayat madaniyah terkait syariat. Hampir semua ayat soal syariat diturunkan di Madinah kecuali perintah shalat.
Dakwah Rasulullah awalnya di Makkah lalu hijrah ke Madinah. Hijrah menjadi pembeda orang beriman dan kafir. Walaupun ada penduduk Madinah yang terlebih dahulu Islam.
Sebagaimana Allah ta’alla jelaskan dalam surah Al Anfal : 72.
اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَهَاجَرُوۡا وَجَاهَدُوۡا بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَالَّذِيۡنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوۡۤا اُولٰۤٮِٕكَ بَعۡضُهُمۡ اَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍؕ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَلَمۡ يُهَاجِرُوۡا مَا لَـكُمۡ مِّنۡ وَّلَايَتِهِمۡ مِّنۡ شَىۡءٍ حَتّٰى يُهَاجِرُوۡا ۚ وَاِنِ اسۡتَـنۡصَرُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ فَعَلَيۡكُمُ النَّصۡرُ اِلَّا عَلٰى قَوۡمٍۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُمۡ مِّيۡثَاقٌ ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِيۡرٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ada dua tonggak utama yang terkait ketika Rasulullah hijrah ke Madinah.
Pertama, secara fisik. Ketika Rasulullah masuk pertama kali di Madinah yang dibangun adalah masjid. Ini pula filosofi pembangunan kampus/pondok Hidayatullah. Pendiri Hidayatullah menekankan setiap kali bangun pesantren di mana saja maka pola bakunya yang pertama membangun masjid.
Maka masjid adalah pusat peradaban Islam. Tempat musyawarah, pusat komando perang, perintah harian dari pimpinan.
Masjid bagi (Rasulullah dan diikuti oleh) Hidayatullah dijadikan sentral. Sehingga masjid harus dibangun dengan indah untuk sempurnakan penghormatan kepada masjid kepada peradaban.
Pemimpin Hidayatullah (KH Abdurahman Muhammad) bangun masjid sangat besar (di kampus induk Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan) dengan nilai mencapai Rp 94 miliar adalah cara berpikir manhaji cara berpikir membangun peradaban Islam.
Lantai dasar dijadikan tempat shalat. Lantai 2 untuk perkuliahan/perguruan tinggi dan lantai 3 sebagai perpustakaan. Maka tidak boleh ada masalah dan masjid harus terus bersih.
Kedua, Sebagai tonggak peradaban awal Islam, Rasulullah keluarkan maklumat, himbauan dan instruksi. Sebagaimana dalam hadits
Artikel Terkait
Daurah Wusta Sulsel-Sulbar di Hidayatullah Makassar. Diikuti 100 Pengurus Mushida
Yayasan Al Islam Yaa Bunayya Hidayatullah Makassar-Swiss Belcourt Sinergi untuk Kebutuhan Pondok
Santri Hidayatullah Pangkep Ikuti Pelatihan Santri Digitalpreneur
Standarkan Kualitas Murabbi Ula, Hidayatullah Sulsel Adakan Daurah di Soppeng
Depdikdasmen Hidayatullah Sulsel Gelar Upgrading Guru Qur’an