Oleh : Dr H Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar MSi, Dewan Pertimbangan Hidayatullah
PortalAMANAH.com -- Alhamdulillah ummat Islam tahun ini dapat melaksanakan shalat Idul Fitri dengan kondisi lebih legah dan lebih ramai daripada tahun lalu, walaupun tetap dengan protokol kesehatan karena memang pandemi Covid 19 masih eksis.
Bermula dari Wuhan-China, sudah sekitar satu setengah tahun pandemi covid 19 ini menyerang manusia secara massif di seluruh muka bumi, dan sampai saat ini pandemi ini belum juga berakhir.
Mungkin inilah durasi pandemi virus terlama yang pernah ada. Walaupun demikian, kita patut bersyukur karena serangan covid 19 di negara kita beberapa bulan terakhir cenderung semakin menurun.
Pandemi covid 19 sungguh telah menjadi cobaan luar biasa bagi bangsa kita, bahkan juga untuk seluruh ummat manusia di seluruh dunia. Pandemi ini telah mengakibatkan begitu banyak kematian, krisis ekonomi yang berakibat pada banyaknya PHK dan berkurangnya pendapatan bagi sebahagian besar masyarakat, terganggunya penyelenggaraan pendidikan, terjadinya kerenggangan sosial, dan lain sebagainya. Situasi ini seperti ini mirip yang digambarkan di dalam al-Qur’an
وَلَـنَبۡلُوَنَّكُمۡ بِشَىۡءٍ مِّنَ الۡخَـوۡفِ وَالۡجُـوۡعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ الۡاَمۡوَالِ وَالۡاَنۡفُسِ وَالثَّمَرٰتِؕ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيۡنَۙ
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang sabar” (QS 2:155).
Selain musibah akibat pandemi covid 19, beberapa tahun terakhir musibah demi musibah serasa tiada bosannya melanda negeri kita. Pada tahun 2021 misalnya, dalam kurun waktu tiga bulan saja, yaitu dari 1 Januari hingga 5 April 2021, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mencatat ada 1.045 peristiwa bencana alam di Tanah Air. Bencana alam itu antara lain berupa banjir, gempa bumi, tanah longsor, kekeringan, dan lain-lain.
Menurut data yang ada, bencana-bencana tersebut telah menyebabkan setidaknya 4.362.573 orang mengungsi, 337 orang meninggal ditambah 55 orang hilang, dan 12.436 orang luka-luka. Dapat dibayangkan pula betapa besar kerugian material dan juga dampak sosial dari bencana-bencana tersebut. Dari April hingga hari ini tentu masih banyak pula bencana yang terjadi. Yang paling menyedihkan dan memprihatinkan adalah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 pada 21 April lalu yang menyebabkan kematian 53 orang prajurit terbaik bangsa.
Bencana alam ataupun musibah tidaklah terjadi begitu saja atau secara kebetulan. Dalam hal ini Al-Qur’an memberika isyarat:
ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS 30:41).
Pada ayat lain dikatakan;
اَوَلَمۡ يَهۡدِ لِلَّذِيۡنَ يَرِثُوۡنَ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِ اَهۡلِهَاۤ اَنۡ لَّوۡ نَشَآءُ اَصَبۡنٰهُمۡ بِذُنُوۡبِهِمۡ ۚ وَنَطۡبَعُ عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُوۡنَ
Artikel Terkait
Peradaban Islam - Bangun Peradaban Islam dari Diri dan Komunitas