PortalAMANAH.com -- Sejak awal sudah kita bahas bahwa perjuangan (Ormas Islam) Hidayatullah adalah suatu perjuangan yang berorientasi kepada terbangunnya suatu sistem kehidupan alternatif yaitu yang kita sebut membangun peradaban Islam.
Itu berarti bahwa, perjuangan Hidayatullah meliputi ruang lingkup yang sangat luas dan menyeluruh. Segenap aspek kehidupan manusia akan menjadi bidang perjuangan Hidayatullah, yang meliputi ‘aqidah termasuk ideologi, ‘ibadah, dan mu’amalah yang setidak-tidaknya meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
Begitu luasnya aspek perjuangan yang menjadi tugas Hidayatullah, sehingga untuk melaksanakan suatu perjuangan yang berorientasi kepada sistem kehidupan seperti itu tentunya tidak dapat dilakukan secara asal jadi tanpa dilandasi dengan adanya suatu manhaj perjuangan yang lengkap.
Gerakan perjuangan Hidayatullah tidak bisa dilakukan secara asal-asalan, asal jadi, asal jalan, asal bergerak, asal ramai, asal semarak.
Dalam perkembangannya terkadang muncul ketidakpercayaan diri para kader terhadap Sistematika Wahyu sebagai manhaj gerakan.
Padahal, apa yang telah dan terus diperjuangkan oleh Hidayatullah adalah untuk menegakkan kembali inti dan sari pati dari perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang diambil dari akarnya yang paling dalam, yaitu dari Wahyu-wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Karena kita meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa dengan berbekal wahyu-wahyu pertama, Beliau mendapatkan rancang bangun peradaban Islam yang harus beliau perjuangkan dalam misi kerasulan yang diembannya.
Melalui wahyu-wahyu pertama itu pula, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menancapkan pondasi yang kokoh bagi tegaknya bangunan peradaban yang akan dibangun itu, yang merupakan pondasi yang sangat kokoh sehingga bangunan peradaban itu akan dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat kokohnya, menyinari dunia yang sedang dilanda kegelapan, kemunduran bahkan kehancuran, akibat hegemoni peradaban Romawi dan Persia serta Cina selama ratusan bahkan ribuan tahun.
Kita hendak mengulang kembali kejayaan yang pernah dibina oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para shahabatnya. Karenanya kita memerlukan Manhaj yang pernah dijalankan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bukan sekedar mencoba-coba atau mencari Manhaj yang masih berupa uji coba (trial and error), tetapi Manhaj yang sudah teruji kebenaran dan keberhasilannya dalam membangun dan menciptakan suatu tatanan peradaban dunia yang Islami. Imam Malik rahimahullah menyatakan sebuah ungkapan:
"لن يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها" .
“Generasi terakhir umat ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan apa-apa yang menjadikan generasi pertamanya baik”.
Perjalanan menyingkap Sistematika Wahyu sebagai manhaj gerakan yang telah dilakukan oleh para pendiri Hidayatullah, khususnya Al-Ustadz Abdullah Said rahimahullah, adalah suatu perjalanan yang penuh dengan mujahadah, baik yang berupa mujahadah ilmiah dengan cara bertanya kepada para alim ulama, membaca, berdiskusi dan berkontemplasi.
Juga mujahadah ruhiyah dengan memperbanyak dzikir, qiyamul lail, tartilul Qur’an. Maka Sistematika Wahyu sebagai manhaj gerakan adalah bersifat ijtihadi, namun diyakini memiliki dalil dan hujjah yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sebagaimana telah dikemukakan dan akan dibahas nanti.(*/fir)
Artikel Terkait
Sistematika Wahyu 8 - Landasan dari Al Quran
Sistematika Wahyu 9 - Landasan As Sunnah
Sistematika Wahyu 10 - Landasan Sirah Nabawiyah
Sistematika Wahyu 11 - Pandangan Ulama
Sistematika Wahyu 12 - Rancang Bangun Peradaban Islam dengan Manhaj Nabawi