Sistematika Wahyu 14 - Islam dan Harakah

- Sabtu, 26 Agustus 2023 | 05:23 WIB
Kampus utama Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan
Kampus utama Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan

PortalAMANAH.com -- Sejak awal kedatangannya, dakwah Islam sejatinya adalah Harakah (gerakan perjuangan). Sejarah telah membuktikan, Islam yang dibawa oleh Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, berawal mula dari kota Makkah, negeri kecil tak dikenal di tengah gurun Arabia, kemudian dalam masa yang sangat singkat telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu peradaban terbesar yang menguasai setengah bumi dan ummat manusia.

Kekuasaan politik Islam pernah membentang dari Spanyol di belahan bumi bagian barat, sampai ke Raja Ampat Papua di belahan bumi bagian timur. Hari ini, meskipun Kekhilafahan Islam tidak lagi eksis pasca runtuhnya Kehilafahan Utsmani di Turki, akan tetapi eksistensi kaum Muslimin telah merata di seluruh pelosok bumi, dan yang tidak kalah pentingnya, jumlah penganut Islam dan angka prosentasenya terus meningkat dari waktu ke waktu.

Sejarah juga telah membuktikan, tidak ada lagi agama besar yang lahir setelah Islam, sehingga kebenaran Islam sebagai agama terakhir yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi ummat manusia sudah sangat terbukti.

Dari fakta sejarah yang singkat itu, sangat jelas dan terang benderang bahwa Islam bukan semata ajaran yang bersifat spiritual atau kultural. Islam adalah suatu risalah yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai pamungkas, sebagai penutup, sebagai penyempurna dan penyelamat bagi kehidupan ummat manusia di muka bumi, sebelum nanti pada akhirnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.

﴿هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ﴾

“Dialah (Allah) yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa Alhuda (petunjuk) dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci” (As-Shaaf: 9)

Islam pada hari ini memang telah mengalami pasang surut yang luar biasa. Lima belas abad bukan waktu yang singkat, namun sebaliknya, perjalanan waktu yang panjang itu semakin membuktikan eksistensi Islam, bukan saja sebagai ajaran yang benar, tetapi merupakan satu-satunya kebenaran. Islam sebagai ajaran sudah membuktikan dirinya sebagai kebenaran yang tunggal dan mutlak.

Meskipun secara lahiriyah penganut Islam hari ini secara mayoritas adalah kelompok marjinal, miskin dan terbelakang, karena berdiam di belahan selatan dunia yang lama terjajah dan terpinggirkan, akan tetapi dengan modal keIslaman yang dimiliki, satu milyar lebih kaum Muslimin tetap memiliki spirit dan bahkan keyakinan, untuk kembali dapat menerangi dunia dengan cahaya Islam, dan memandu ummat manusia untuk menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam satu barisan di bawah panji-panji dan bendera Islam.

Bahkan Islam pada hari ini telah mulai kembali menembus jantung Eropa dan Amerika, kali ini dengan pola yang sama sekali berbeda dengan waktu pertama kali pahlawan-pahlawan Islam menaklukkan Eropa dahulu. Meskipun tidak sedikit hambatan yang dihadapi, secara perlahan namun pasti, pertumbuhan pemeluk Islam sudah tak terbendung lagi.

Pada sisi lain, sebenarnya telah tumbuh suatu kesadaran umum di kalangan kaum muslimin sendiri, bahwa hanya ada satu cara bagi kita untuk membangun kembali kejayaan Islam, yaitu dengan cara kembali kepada ajaran Islam yang murni sebagaimana yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ajaran yang kemudian dilanjutkan oleh Khulafaa-ur Raasyidiin, para Shahabat dan generasi-generasi pertama Islam. Perkara yang masih menjadi perdebatan hanyalah, bagaimana sesungguhnya cara dan wujud kembali kepada ajaran Islam yang murni itu.

Ada banyak sekali pendekatan, dan yang terlihat di lapangan adalah, muncul banyak gerakan Islam dengan tujuan yang relatif sama, tetapi dengan cara, fokus dan isu yang berbeda-beda.

Bagi Hidayatullah, selama perbedaan dan perdebatan itu tidak mengarah kepada sikap saling menyalahkan, atau bahkan lebih jauh lagi saling mengkafirkan, maka segala perbedaan dan perdebatan itu akan dapat menjadi kekayaan, yang akan dapat berguna dalam proses menuju kejayaan Islam itu sendiri.

Dalam perjalanan sejarah Islam kontemporer, semangat kebangkitan Islam (the spirit of Islam) telah mulai dibangkitkan sejak akhir abad ke 19 oleh beberapa tokoh Islam yang dipelopori oleh Syekh Jamaluddin Al-Afghani dan kawan-kawan.

Halaman:

Editor: Firmansyah Lafiri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sistematika Wahyu 25 - Manhaj Gerakan Hidayatullah

Minggu, 27 Agustus 2023 | 05:26 WIB

Sistematika Wahyu 19 - Bermula dari Wahyu Pertama

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 07:35 WIB

Sistematika Wahyu 17 - Apa itu Tarbiyah dan Dakwah

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 07:14 WIB

Sistematika Wahyu 15 - Mengenal Manhaj-Manhaj Gerakan

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 07:01 WIB

Sistematika Wahyu 14 - Islam dan Harakah

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 05:23 WIB

Sistematika Wahyu 13 - Mengapa kita Memerlukan Manhaj

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 05:14 WIB

Sistematika Wahyu 11 - Pandangan Ulama

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 05:00 WIB

Sistematika Wahyu 10 - Landasan Sirah Nabawiyah

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 04:50 WIB

Sistematika Wahyu 9 - Landasan As Sunnah

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 04:46 WIB

Sistematika Wahyu 8 - Landasan dari Al Quran

Rabu, 2 Agustus 2023 | 04:56 WIB

Sistematika Wahyu 7 - Landasan Syarih

Senin, 31 Juli 2023 | 04:10 WIB

Sistematika Wahyu 6 - Metode Gerakan dan Visi

Minggu, 30 Juli 2023 | 04:10 WIB

Terpopuler

X