Beragama Jangan Tentatif

- Selasa, 24 Mei 2022 | 19:48 WIB
Islah pangabean
Islah pangabean


Oleh: Islahuddin Panggabean SPd, Pengurus Mathla'ul Anwar Sumatera Utara

PortalAMANAH.com -- Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus. (QS An-Nisa: 137)

Istilah agama tentatif sempat viral di media sosial. Disebutkan istilah ini berawal dari jawaban-jawaban para 'artis' atau konten kreator terkait apa agamanya. Sebagian lagi netizen malah dengan enteng menjawab bahwa dirinya Islam tetapi tidak sholat dan seterusnya.

Kata tentatif dalam KBBI bermakna (1) Belum pasti, masih bisa berubah (2) Sementara waktu, penonaktifannya bersifat sementara. Disimpulkan secara sederhana, agama tentatif merupakan ajaran/kepercayaan yang bisa berubah sewaktu-waktu atau bersifat sementara.

Baca Juga: Tadabbur - Surah Al Mukminun Ayat 5-8. Bag 2

Frasa "agama tentatif" atau agama yang sewaktu-waktu bisa berubah sebenarnya merupakan virus yang sangat berbahaya. Frasa tersebut berisi keraguan akan agama yang dipeluknya saat ini.

Sementara, beragama khususnya Islam atau beriman mewajibkan tiada ragu-ragu. Iman mensyaratkan satu keyakinan, ketiadaan keraguan terhadap perkara-perkara yang wajib diimani. Bahkan Allah telah berfirman supaya kaum Muslim tidak ragu-ragu dalam mengimani kebenaran agama Islam.

Hal itu didapati dari berbagai ayat diantaranya (QS Yunus : 94), (QS Hud : 17). Begitu juga Allah berfirman, “Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu” (QS Ali Imran : 60).

Baca Juga: Umat Islam Sumut Minta Singapura Ikuti PBB Lawan Islamophobia

Demikianlah, beriman wajib tanpa keraguan. Apalagi jika terniat untuk seenaknya merubah-rubah agama. Frasa "Agama Tentatif", seolah tidak yakin dengan agama karena tidak pasti dan bisa jadi berubah karena menggunakan kata sementara. Na'udzubillah.

Prof Quraish Shihab menjelaskan ayat 137 surah An-Nisa di atas bahwa Iman berarti tunduk secara mutlak dan mengerjakan kebenaran secara terus menerus. Maka, orang yang ragu-ragu bukan termasuk orang yang beriman.

Orang-orang yang beriman lalu kufur, kemudian beriman dan kembali lagi kepada kekufuran, maka hal itu hanya akan menambah kekufuran mereka. Allah tidak akan mengampuni kejahatan yang telah mereka perbuat dan tidak pula memberi mereka petunjuk ke jalan yang benar.

Baca Juga: Haul IX Anregurutta KH Harisah Dibanjiri Ribuan Jamaah

Allah akan mengampuni orang-orang yang bertobat dan menjauhi kejahatan, dan akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang selalu mencari kebenaran. Demikian penjelasan Prof Quraish Shihab.

Sementara, Buya Hamka menegaskan bahwa ayat tersebut menceritakan tentang budi perangai sebagian manusia, yang dalam beragama hanya ingin mencari enaknya saja.

Halaman:

Editor: Firmansyah Lafiri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Renungan Ramadhan 11 -- Ramadhan Produktif

Sabtu, 27 Mei 2023 | 20:37 WIB

Inspirasi - Launching Buku Pertama

Rabu, 24 Mei 2023 | 20:19 WIB

Inspirasi - Munzalan Mubarakan

Senin, 22 Mei 2023 | 09:43 WIB

Yusuf Al Qardhawi Tentang Hadits 73 Golongan

Senin, 22 Mei 2023 | 09:07 WIB

Refleksi Kehidupan - Hasil Pendidikan Ramadhan

Sabtu, 20 Mei 2023 | 16:33 WIB

Inspirasi - Legitimasi dan Syiar

Jumat, 12 Mei 2023 | 08:01 WIB

Manhaj - Esensi dan Eksistensi Al Insan

Sabtu, 29 April 2023 | 16:28 WIB
X