Oleh : Ahmad M. Sewang, Ketua Umum IMMIM
PortalAMANAH.com -- Ketika turun ayat 92 QS Ali Imran; yaitu,
لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Saat turun ayat itu, seorang sahabat bernama Talhah, merenung dalam hatinya sekiranya aku ini meninggal dunia, harta apa yang paling aku cintai yang aku bisa nafkahkan untuk generasi sesudahku.
Karena menurut Alquran, “Kalian belum berbuat baik, sebelum mempersembahkan yang paling kamu cintai,” Kemudian Talhah ingat sepetak tanah sebelah kiri masjid Nabawi. Di situ ada kebun kurma yang subur dan di situ pula ada mata air.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sering tidur qailulah, tidur sebentar, menjelang waktu shalat dhuhur tiba. Talhah datang menemui Rasulullah Ia anggap itulah harta yang paling dicintainya.
Kemudian harta itu ia serahkan kepada Rasulullah sebagai sedekah, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga sebagai tanda terima kasih kepada ibunya yang sudah meninggal dunia. Talhah sedekahkan sepetak tanah itu untuk dirinya dan ibunya yang ia cintai.
Tanah itu kemudian dijadikan pelebaran masjid dan menjadi bagian dari masjid Nabawi. Miliaran umat telah shalat di tanah Talhah itu yang sudah menjadi bahagian dari pelebaran Masjid Nabawi.
Setiap hari Talhah dan ibunya mendapatkan aliran pahala sebagai amal jariah yang ia investasikan. Talhah sudah lama meninggalkan planet bumi ini. Tetapi ia telah meninggalkan Lisana Sidqin fil Akhirin, kenangan indah untuk generasi sesudahnya. Kenangan itu, ia persembahkan kepada ibunya yang ia cintai.
Kita pun perlu merenung, apakah benar kita mencintai Allah sta'alla? Kecintaan itu perlu dibuktikan dengan memberikan sesuatu yang paling dicintai.
Artikel Terkait
Catatan Kaki - Allah Larang Hina Agama Aain
Khazanah Sejarah - Muhammadiyah-NU Duduk Bersama
Khazanah Sejarah - Rekonstestualisasi Makna Ummiy Dinisbatkan pada Rasulullah. Bag 2
Khazanah Sejarah - Perspektif Historis, Muhammadiyah sebagai Gerakan Pencerahan
Catatan Kaki - Meninggalkan Lisana Sisain fil Akhirin. 1