Oleh: Syamril Al Bugisy, Rektor ITB Kalla
PortalAMANAH.com -- Hampir selalu di acara resmi apalagi ceramah agama, pembicara mengawali dengan ajakan bersyukur atas segala nikmat Allah. Syukur menjadi kata yang sudah umum di benak kita dan sering berpasangan dengan kata sabar. Jika dapat nikmat hendaknya bersyukur, dan jika dapat musibah, hendaknya bersabar.
Kita sering menganggap lebih mudah bersyukur daripada bersabar. Asumsinya hal yang menyenangkan lebih mudah disyukuri. Hal yang sulit lebih susah untuk sabar.
Ternyata kenyataannya tidak demikian. Bahkan Allah berfirman dalam Al Quran "Sedikit sekali dari hambaKu yang bersyukur". Jika hanya sedikit yang bisa bersyukur artinya sulit. Mari kita lihat apa saja tingkatan Syukur.
Baca Juga: Kunjungi UIM, Kalla Motivasi jadi Kampus Diminati
Tingkatan pertama yaitu apresiasi atau penghargaan. Biasanya berupa ucapan terima kasih. Contohnya mengucapkan Alhamdulillah "Segala puji bagi Allah" sebagai ucapan terima kasih kepada Allah.
Apresiasi bisa juga ke sesama manusia. Berterima kasih atas pemberian dan bantuan yang diberikan berupa materi dan non materi. Rasulullah bersabda "Siapa yang sulit berterima kasih kepada sesama manusia akan sulit berterima kasih kepada Allah".
Apresiasi kepada sesama manusia bisa dimulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga seperti orang tua, suami/istri,kakak, adik, anak, cucu dan lainnya. Lalu tetangga dan teman kerja: atasan, bawahan dan rekan sejawat.
Baca Juga: Jurnalis portalamanah.com Islahuddin Terbitkan Buku, FODIUM Sumut Beri Apresiasi
Biasanya Syukur pada level apresiasi masih mudah dilakukan. Kuncinya pada ucapan atau Syukur dengan lisan. Asal ada kemauan dan kebesaran hati untuk berterima kasih dengan tulus.
Level kedua dari Syukur yaitu utilisasi atau pemanfaatan. Menggunakan nikmat yang diberikan sesuai tujuannya. Anugrah dari Allah berupa usia, kesehatan, harta, jabatan dan lainnya digunakan untuk kebaikan dan ketaatan. Bukan keburukan dan kemaksiatan.
Jika diberi nikmat berupa harta maka dibelanjakan untuk membeli makanan dan pakaian sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Tidak digunakan untuk membeli makanan dan minuman yang merusak seperti miras, narkoba dan sejenisnya.
Baca Juga: Hadirkan Adian Husaini, STAI Al Bayan Diskusi Pengembangan Pendidikan Islam
Level ketiga dari Syukur yaitu kreasi dengan menghasilkan sesuatu yang 'baru' menggunakan apa yang ada. Contohnya menggunakan ilmu yang dimiliki dapat menghasilkan ide atau produk untuk memecahkan masalah kehidupan. Contohnya yaitu ditemukannya teknologi sejak zaman berburu, bertani, industri, informasi dan internet di masa sekarang.
Artikel Terkait
Refleksi Kehidupan - Bola dan Kehidupan
Refleksi Kehidupan - Pelajaran dari Piala Dunia
Refleksi Kehidupan - Banjir Lagi
Refleksi Kehidupan - Syukur Nikmat Tahun 2023
Refleksi Kehidupan - Learning Agility