Makassar, PortalAMANAH.com -- Lembaga Penelitian dan Pengkajian SW (Sistimatika Wahyu) Research Institute menilai keputusan Gubernur Sulsel bersama Gubernur Sulteng dan Sultra memutus kontrak PT Vale sebagai momentum mengembalikan kepercayaan diri masyarakat dan bangsa Indonesia.
"Keputusan itu bukan semata kita lihat dari potensi ekonomi saja tapi di balik itu ada hal fundamental yakni kepercayaan diri kita sebagai pribumi dan bangsa ini," tegas Direktur Utama SW Research Institute Supriadi Yousuf Boni Lc ME di Makassar, Rabu (14/9/2022).
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman bersama dua gubernur yang wilayahnya masuk area kontrak tambang PT Vale (dulu Inco) pada rapat bersama DPR RI di Jakarta, pekan lalu, bulat menegaskan untuk tak lagi memperpanjang kontrak Vale yang akan berakhir pada 2025 mendatang.
Baca Juga: Refleksi Kehidupan - Memahami Tanda-tanda
Kecilnya kontribusi Vale terhadap Pendapatan Asli Daerah dan pembangunan di tiga provinsi tersebut menjadi alasan utama. Vale hanya berkontribusi 1,98 persen dari PAD Sulsel.
Namun sebagian kalangan menilai keputusan tersebut prematur karena kekhawatiran siapa yang bisa dan mampu menggantikan Vale mengelola ribuan hektar lahan tambang yang masih belum dieksploitasi.
Menurut Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Al Bayan Hidayatullah Makassar itu, kekhawatiran tersebut tak patut lagi mengemuka di publik apalagi menjadi wacana yang akan mempengaruhi realisasi dari kesepakatan tiga gubernur.
Baca Juga: Tadabbur QS. Al-Baqarah Ayat 224. Bersumpah Untuk Tidak Berbuat Baik
Karena menurut Direktur Eksekutif SW Research Institue Agus Salim Baldie, keraguan dan kekhawatiran serupa juga terjadi pada beberapa megaproject nasional.
"Dulu proyek perluasan Bandara Hasanuddin diragukan jika bukan pihak asing yang membangunnya tapi PT Hadji Kalla menjawabnya, hingga terakhir stadion Jakarta Internasional Stadium (JIS)," urainya.
Entah siapa yang akan menggantikan Vale, SW Research berharap dari perusahaan atau konsersium nasional. "Agar kekayaan sumber daya alam daerah dan negara kita bisa sebesar-besarnya dinikmati kita sendiri, buka sekedar remah-remah lagi," ujar mantan aktivis mahasiswa UMI 98 itu.
Baca Juga: Hindari Memotong Pembicaraan Orang Lain. Itu Tak Beradab
Untuk itu SW Research mengajak semua pihak mengawal pengambilalihan kewenangan pengelolaan sumber daya alam Sulawesi dari Vale tersebut.
"Bahwa keputusan memutus kontrak pengelolaan tambang Nikel di Soroako dan sekitarnya dari perusahaan asing, dan diserahkan pada perusahaan lokal, harus dilihat sebagai pesan bagi seluruh bangsa Indonesia, bahwa saat ini momentum tepat untuk segera mengambil alih pengelolaan seluruh tambang mineral di seluruh Indonesia," tegasnya.