■ Oleh : Ridhayani Triastuti, Guru di Sekolah Islam Terpadu Al Insyirah Makassar
PortalAMANAH.com -- Olahraga bulu tangkis mulai hadir di Indonesia pada 1930. Kemudian, pada 1933, berdiri organisasi bulu tangkis Indonesia Bataviase badminton Bond dan Bataviase badminton League. Keduanya kemudian bergabung menjadi satu organisasi bulu tangkis yang bersahabat.
Perkembangan bulu tangkis yang kian pesat menginisiasi berdirinya organisasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Masyarat Indonesia mengetahui, Indonesia adalah negara yang prestasi bulu tangkisnya cukup disegani oleh negara-negara lain.
Indonesia kerap melahirkan atlet-atlet besar yang berprestasi di tingkat internasional, sukses mengharumkan nama Indonesia. Sebut diantaranya mulai dari Rudi Hartono, Susi Susanti dan Taufik Hidayat.
Masyarakat di semua kalangan sangat menyukai bulu tangkis. Saya termasuk salah satu badminton lovers Indonesia sejak tahun 2021.
Kecintaan dimulai ketika atlet bulu tangkis ganda putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade, Tokyo, ketika indonesia merayakan kemerdekaan yang ke 76 pada 2021.
Eforia kemenangan itu menyadarkan saya sebagai badminton lovers Indonesia. Saya sangat bangga dengan kesuksesan ini sekaligus menjadi catatan sejarah baru bagi Indonesia, pertama kalinya ganda putri bulu tangkis Indonesia meraih mendali emas.
Dan kita patut memberi apresiasi perjuangan para atlet-atlet kebanggan Indonesia kita memberikan banyak prestasi yang sangat luar biasa dan dikenal sampai Internasional.
Dari olahraga bulu tangkis banyak hikma yang bisa kita petik Dalam pertandingan pasti ada menang dan kalah, karena para atlet kita tidak terlahir sempurna dan tidak akan selalu memenangkan pertandingan tersebut.
Begitupun dengan hidup tidak selamannya apa yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang baik. Kita juga akan merasakan kegagalan dalam hidup.
Menerima kenyataan, belajar dari pengalaman dan membentuk pribadi yang semakin baik.
Hikma yang kedua yaitu untuk semua perkaran yang akan dilakukan kita harus mempersiapkan diri. Baik berupa tubuh yang fit, mental yang prima maupun kemampuan dan strategi yang oke.
Dengan persiapan yang terbaik akan membuahkan pertandingan dengan perform yang terbaik untuk hasil yang baik pula.■
Artikel Terkait
Guru Menulis - Waspada Sindrom Nomophobia pada Anak Didik
Guru Menulis - Sudahkah Kita Menjadi Qudwah bagi Anak Didik
Guru Menulis - Bersama Menyiapkan Generasi Berkarakter Qurani
Guru Menulis - Anak Didikku Amal Jariyahku
Guru Menulis - Cara Agar Anak SD Sukai Pelajaran Bahasa Arab