■ Oleh : Nur Aziza, Guru Sekolah Islam Terpadu Al Insyirah
PortalAMANAH.com -- Terlepas dari perbedaan pemahaman tentang hukum menonton sinetron, hingga mendengarkan lagu/musik, menonton drama adalah salah satu self healing bagi sebagian orang, demikian pula penulis.
Sebagai penikmat drama Korea, tidak berbeda dengan yang lainnya, saya sangat menikmati setiap detil dari pertunjukan drama itu.
Mulai dari alur ceritanya yang tidak berbelit-belit, karakter-karakter tokohnya yang sangat kuat, pakaian yang dikenakan keren-keren dan rapi, lagu-lagunya yang mudah diterima telinga walaupun tidak tahu artinya.
Dan tentu saja para pemainnya yang semuanya berwajah tampan, cantik dan licin seperti patung lilin.
Semua itu dikemas menjadi satu paket tontonan yang menyihir jutaan orang seluruh dunia yang rela begadang untuk menyelesaikan drama satu musim.
Didukung dengan teknologi yang sangat canggih.
Dari sekian banyak adegan yang menghipnotis mata, ada adegan yang sangat menarik perhatian saya dan selalu membuat hati adem melihatnya. Yaitu kenyataan bahwa mereka selalu mengedepankan tata krama dan nilai-nilai moral serta etika kepada orang tua.
Bahkan yang selalu membuat saya takjub dalam suatu cerita tentang perdebatan apapun di saat mereka hendak meninggalkan ruangan, masih dengan cara yang sopan menundukkan badan.
Saya membayangkan sinetron Indonesia yang sering menampilkan adegan pertengkaran dan diakhiri dengan membanting pintu.
Bila dipelajari lebih dalam, budaya Korea memang diatur dengan sistem hierarki. Seseorang harus selalu menunjukkan rasa hormatnya kepada orang yang lebih tua.
Artikel Terkait
Guru Menulis - Cara Agar Anak SD Sukai Pelajaran Bahasa Arab
Guru Menulis - Badminton, Kebanggaan dan Hikmahnya
Guru Menulis - Tahajud Terakhir
Guru Menulis - Strategi Penanganan Masalah Anak Didik SD
Guru Menulis - Pelatihan Guru Baru Sekolah Al Insyirah Mewariskan Nilai Mempertahankan Kualitas