MAKASSAR, PortalAMANAH.com -- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Bayan Hidayatullah Makassar menyelenggarakan diskusi Pengembangan Pendidikan Islam menghadirkan tokoh nasional Dr H Adian Husaini MA di meeting room Yayasan Al Bayan, BTP Tamalanrea, Makassar, Ahad malam (29/1/2023).
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) tersebut memaparkan perkembangan dan tantangan pengembangan pendidikan Islam di Indonesia saat ini.
Hadir pada diskusi yang dimoderatori Rektor STAI Al Bayan Ust Abdul Qadir Mahmud MA tersebut, nampak Ketua DPW Hidayatullah Sulsel Ust Nasri Bukhari MPd, Dewan Murabbi Wilayah Hidayatullah Sulsel Ust Dr Khairun Misjaya, Ketua Yayasan Al Bayan Ust Suwito Fatah MM dan jajaran.
Ketua Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah Al Bayan M Arah Bandule MM dan jajaran kepala sekolah serta guru Al Bayan Islamic School.
Menurut Pimpinan Pesantren At Taqwa Depok tersebut saat ini pendidikan Islam di Indonesia telah meraih dia hal berupa kepercayaan ummat dan pengakuan dari pemerintah.
"Dakwah kita baru berhasil di sektor pendidikan, sementara pada sektor lain politik, ekonomi maupun kesehatan belum mampu bersaing," ungkap sosok yang produktif menulis tersebut.
Hanya saja, lanjutnya, pendidikan Islam yang dilaksanakan di pesantren maupun di lembaga pendidikan oleh Ormas Islam masih menghadapi juga dua tantangan utama.
Tantangan pertama, menurut mantan jurnalis Republika itu, pendidikan Islam masih dalam cengkraman sistem pendidikan sekuler. "Sehingga belum leluasa memenej sistem dan korikulum sendiri, pemerintah masih mengatur," jelasnya.
Tantangan lain, sebagaimana kekhawatiran Rasulullah rawannya perpecahan bahwa ummat Islam ketika pintu-pintu dunia terbuka baginya maka mudah terpecah.
Lebih khusus, penulis buku 'Beginilah Pendidikan Nasional yang Ideal' itu memastikan, keberhasilan pendidikan Islam baru level menengah karena masih menggunakan mindset lama yakni sukses mendidik jika anak berhasil lulus perguruan tinggi negeri?
Juga masih di cengkram oleh pikiran materialisme bahwa anak sukses jika berhasil bekerja dengan gaji dan penghasilan besar.
"Padahal pendidikan Islam itu untuk penanamkan nilai, bukan sekadar transfer knowladge, dengan tujuan akhir melahirkan mujahid perjuangan Islam yang beriman dan taqwa, berakhlak, serta memiliki skill khusus diantaranya mampu menulis dan berkomunikasi dengan baik," rincinya.
Menurutnya, di era destrupsi saat ini harusnya menjadi kesempatan bagi pendidikan Islam sebagai solusi berbagai problematika dan dampak kemajuan digital.
"Bahwa pesantren dengan enam rukunnya adalah sistem terbaik hadapi kondisi sekarang, karena adanya keteladanan, tafakufiddin, paham agama, penanaman spirit dakwah, tanamkan jiwa kemandirian, harus tanamkan akhlak mulia, harus berikan pemahaman tantangan dakwah dan pemikiran kontemporer," urainya.
Artikel Terkait
Dorong Hadirnya Sekolah Unggul Hidayatullah di Sulsel, DPW Gelar Webinar Pendidikan
Dinas Pendidikan Makassar Bangga dengan Perkembangan Sekolah Al Insyirah
Ust Aziz di Penamatan SD Al Bayan Hidayatullah. Ini Pesannya tentang Pendidikan Karakter
Unismuh Makassar Wisuda 64 Kiai Muda Alumni Pendidikan Ulama Tarjih
Yunus Idy Dikukuhkan sebagai Guru Besar. Majdah Harap jadi Benteng Kualitas Pendidikan UIm