PortalAMANAH.COM -- Agama islam terdepan dalam mengajak ummatnya mewujudkan persatuan. Namun ummat islam tak tertandingi dalam berpecah belah. Lantunan syair Salman al-‘Audah dalam ceramahnya berjudul Hakadza Nakhtalif.
Realitas ummat dewasa ini seolah membuktikan ungkapan da’i dan intelektual muda islam itu. Betapa tidak, secara teoritis Allah ta’ala menganjurkan ummat islam membangun ukhuwah yang kuat, sembari mewanti-wanti agar mereka tidak berpecah belah. Firman Allah ta’ala:
Baca Juga: Karena Termasuk Tindakan Zalim, Syariat Haramkan Menimbun Barang
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (آل عمران: 103)
Terjemahannya: “Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah, kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan diantara hatimu lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada ditepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Qs; Ali Imran: 103)
Dampak dari lemahnya Ukhuwah Islamiyah, Allah ta’ala tegaskan dalam firman-Nya:
وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ (الأنفال: 46)
Terjemahannya: “Taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan jangan kalian berpecah belah karena kalian akan sengsara dan hilang kekuatan dan wibawa dan bersabarlah karena Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” (Qs: al-Anfal: 46)
Baca Juga: Disyaratkan Beli Kupon, Bolehkah Ikut Undian Door Prize?
Ayat ini mengisyaratkan bahwa Ukhuwah Islamiyah yang tidak kuat bahkan cenderung lemah menyebabkan kehidupan sosial yang harmonis mustahil bisa diwujudkan.
Akan tetapi, fakta riil kaum muslimin sangat bertolak belakang. dengan mudahnya berpecah bahkan sampai bertikai yang terkadang dipicu oleh persoalan-persoalan yang “remeh temeh”. Persoalan penafsiran dan pandangan fikih, ulama panutan, lembaga dan jama’ah seringkali jadi penyebab retaknya komunikasi dan persaudaraan.
Kehadiran moment-moment penting seperti bulan Muharram yang di dalamnya terjadi peristiwa hijrah sejatinya merupakan kesempatan emas untuk merajut Ukhuwah Islamiyah yang mungkin sempat tercerai berai. Persaudaraan dan kebersamaan kaum Muhajirin dan Anshar bisa jadi renungan.
Baca Juga: Ikut Undian Door Prize Dibolehkan Selama Kupon Diperoleh Gratis.
Termasuk bulan Ramadhan, juga mesti mampu mempererat ukhuwah kaum muslimin. Betapa tidak, kaum muslimin melaksanakan puasa yang sama, niat, rukun dan syarat-syaratnya sama, waktunya juga sama yakni di bulan yang sama dan pada tahun yang sama pula. Termasuk hari rayanya pun sama dan di tanggal yang relative sama.
Sehingga tidak ada alasan untuk terus mengawetkan perpecahan yang menerpa ummat selama ini. kalau saja kaum muslimin tidak mampu mewujudkan ukhuwah dan persatuan yang kuat melalui moment-moment seperti bulan Muharram dan Ramadhan maka di mana dan kapan lagi hal itu dapat diwujudkan.
Artikel Terkait
Menumbuhkan Itu Bukan Melumpuhkan
Ternyata… Begini Cara Rasulullah Berdayakan Ummat Hingga Lebih Produktif.
Mari Fungsikan Arisan sebagai Media Saling Bantu Sesama dan Pererat Jalinan Ukhuwah.
Spirit dan Niat Pengaruhi Nilai Amal Seseorang.
Anjuran Ringankan Beban Pengutang, Bukti Syariat Ingin Kuatkan Rasa Empati Antar Sesama