Wafatnya Muhammad Natsir, Sang Guru Bangsa Sejati

- Selasa, 8 Februari 2022 | 13:33 WIB
KH. Muhammad Natsir
KH. Muhammad Natsir

PortalAMANAH.COM – Mengenang wafatnya sang guru bangsa sejati, Mohammad Natsir, Gen Saladin menulis sekelumit kenangan pesan, nasehat dan quote abah Natsir diunggah dalam twitter @gen.saladin, tanggal 6 Februari.

Rasa sedih diungkapkan karena rasanya negara ini sangat sulit akan melahirkan sosk guru bangsa sejati semisal Muhammad Natsir.

Sang guru yang menguasai banyaka Bahasa seperti Inggris, Perancis, Jerman, Belanda dan Arab. Bahkan seorang pakar studi Islam, Bruce Lawrence sampai menjulukinya salah satu tokoh paling menonjol mendakwahkan Islam di zaman kontemporer.

Baca Juga: Sang Guru Kepada Khalil Gibran: Jangan Cari Kesempurnaan Tapi Ikhlaslah Terima Kekurangan

Berikut tulisan Gen Saladin selengkapnya: “Pernahkah kamu menyadari, bahwa bangsa kita memiliki tokoh bersahaja yang mampu mewarnai jalannya pemerintahan dengan nilai-nilai Islam?

Di zaman ini, rasanya sulit mencari. Namun ketahuilah, orang-orang shalih di panggung negara selalu ada; dulu, kini dan nanti.

Dan kini kita akan mengenal lebih dekat inspirasi yang membuat orang-orang shalih di garis depan perjuangan itu tetap bertahan; beliaulah Muhammad Natsir, rahimahullah.

Baca Juga: MLM Berbasis Produk Boleh Dijalankan Bonusnya Halal, Ini 7 Alasannya

Salah satu quote yang penting untuk kita ingat baik-baik dari beliau adalah kalimat ini, "Islam itu kalau besar tidak Melanda, kalau tinggi malah melindungi" yang disampaikan M. Natsir di sidang Konstituante saat membahas dasar negara (1956-1959).

Ada beberapa fakta dari Muhammad Natsir yang akan membiat kita sadar bahwa negara kita pernah punya pejabat yang amanah: beliau tak punya baju bagus, jasnya bertambal. Natsir dikenang sebagai menteri yang tak punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil mewah.

Satu lagi yang akan membuat kita kagum, kamu perlu tahu bahwa guru bangsa kita yang satu ini ternyata menguasai berbagai Bahasa, seperti Bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Arab dan Esperanto.

Baca Juga: Setitik Embun Dari Pesantren

Beliau, Muhammad Natsir, mengajarkan pada kita bahwa Islam selalu relevan dengan perkembangan zaman. Beliau dengan tegas dan penuh optimisme menganjurkan Islam untuk jadi ruh dari dasar negara Indonesia.

Menurut Natsir, Islam lebih dari sebuah sistem ibadah ritual saja. Islam adalah suatu kebudayaan atau peradaban yang lengkap dan Sempurna.

Hari ini, makin jarang orang yang berani dengan gagasan seterang itu. Sementara Natsir, beliau gagah perkasa menyuarakan nilai-nilai Islam dalam sidang konstituante, menulisnya di surat kabar dan mengemukakannya di diskusi-diskusi masyarakat.

Halaman:

Editor: Supriadi Yosup Boni

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bachtiar Adnan Kusuma, Berdakwah Lewat Tulisan

Senin, 27 Maret 2023 | 08:30 WIB

Mundurnya KH Ali Yafie dari Rais Aam PBNU

Senin, 27 Februari 2023 | 18:13 WIB

Qais, Shahabat Nabi Paling Tinggi Besar Perawakannya

Minggu, 4 Desember 2022 | 12:09 WIB

Husni Djamaluddin Menawarkan Etikalogi Bahasa

Jumat, 21 Oktober 2022 | 05:38 WIB

Dokter Siswanto Nakhoda Baru IDI Sulselbar 2022-2025

Senin, 5 September 2022 | 07:09 WIB

Hermanto Dardak dan Mobil Remote Control

Rabu, 24 Agustus 2022 | 08:37 WIB

Syekh Yusuf Bapak Literasi Nusantara. Bag. 2

Senin, 30 Mei 2022 | 03:44 WIB

Dai Parmusi Bangun Kampung Quran

Kamis, 26 Mei 2022 | 16:01 WIB

Syekh Yusuf Bapak Literasi Nusantara, Bag 1

Selasa, 24 Mei 2022 | 20:41 WIB

Khadijah Binti Khuwailid Memang Wanita Istimewa.

Minggu, 20 Februari 2022 | 17:40 WIB

Sepenggal Cerita dari Catatan Harian Prof. Wan

Senin, 14 Februari 2022 | 07:40 WIB

Wafatnya Muhammad Natsir, Sang Guru Bangsa Sejati

Selasa, 8 Februari 2022 | 13:33 WIB
X