Nasaruddin Umar, Imam Masjid Istiqlal yang Kutu Buku

- Kamis, 12 Mei 2022 | 12:46 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar

Oleh : Prof Ahmad M. Sewang MA, Ketua Umum DPP IMMIM

PortalAMANAH.com -- Prof. Dr. K.H. Nasruddin Umar MA salah seorang ulama dari Sulawusi Selatan yang berkiprah di tingkat Nasional. Pernah dipercaya menjadi wakil menteri Agama RI di era Presiden SBY, sekarang diberi amanah sebagai Imam Besar Masjid Negara, Istiqlal, Jakarta.

Dalam mencapai prestasi semacam itu tidaklah instan atau dengan sim salabin, melainkan harus didahului ikhtiar yang sungguh-sungguh sejak dari awal.

Generasi ke depan harus mengetahui bahwa untuk berprestasi tidak datang dengan tiba-tiba melainkan harus dari awal mempersiapkan diri atau seperti kata hujjatul Islam, Iman al-Gazali,

Baca Juga: IPIM Undang Rektor UIM Kunjungi Amerika Program IVLP

"Jika ingin meraih bahagia, tidak sedikit rintangan yang akan dihadapi: panjang jalan akan tempuh, tinggi gunung akan didaki, serta dalam ngarai akan diturungi."

Sekali lagi, jika ingin menjadi manusia besar, maka kebesaran itu harus dibangun sejak dari awal. Satu di antaranya dengan menjadi kutu buku sejak masih anak-anak. Kebiasaan membaca buku sejak awal akan membekas dalam meniti karier sampai di hari tua.

Nasaruddin Umar msaat masih kuliah termasuk kutu buku, baik buku kuning lewat pengajian di Masjid Taqwa Jalan Irian yang dipimpin oleh almarhum K.H Muhammad Nur atau pun buku putih, yaitu buku-buku yang tertulis dalam bahasa Indonesia seperti surat kabar.

Baca Juga: Agama, Spiritulitas dan Humanitas

Ia pernah berkata dalam suatu percakapan bahwa biasa membaca lima buah koran dalam sehari. Modalnya sebagai kutu buku sejak mahasiswa itulah yang membuatnya memiliki wawasan luas dari rata-rata teman sesamanya mahasiswa.

Selain itu, apa yang pernah dibaca akan terekam dalam pikiran dan sewaktu-waktu akan bisa direproduksi.

Di antara kelebihan Nasaruddin Umar adalah kecerdasannya dalam membangun komunikasi sehingga dia lebih mudah mendapatkan banyak teman dan memperoleh bea siswa untuk studi atau riset keluar negeri.

Baca Juga: Tafsir Al Fatihah 1:2 - Alhamdulillah Bukan Sekadar Syukur

Studi atau riset di luar negeri tentu akan semakin menambah khazanah pengetahuan dan memperkaya pengalaman, terutama ketika berinter-aksi berbagai macam ilmuwan. Mungkin itu sebabnya kariernya dengan cepat melecit hingga sekarang.

Halaman:

Editor: Firmansyah Lafiri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bachtiar Adnan Kusuma, Berdakwah Lewat Tulisan

Senin, 27 Maret 2023 | 08:30 WIB

Mundurnya KH Ali Yafie dari Rais Aam PBNU

Senin, 27 Februari 2023 | 18:13 WIB

Qais, Shahabat Nabi Paling Tinggi Besar Perawakannya

Minggu, 4 Desember 2022 | 12:09 WIB

Husni Djamaluddin Menawarkan Etikalogi Bahasa

Jumat, 21 Oktober 2022 | 05:38 WIB

Dokter Siswanto Nakhoda Baru IDI Sulselbar 2022-2025

Senin, 5 September 2022 | 07:09 WIB

Hermanto Dardak dan Mobil Remote Control

Rabu, 24 Agustus 2022 | 08:37 WIB

Syekh Yusuf Bapak Literasi Nusantara. Bag. 2

Senin, 30 Mei 2022 | 03:44 WIB

Dai Parmusi Bangun Kampung Quran

Kamis, 26 Mei 2022 | 16:01 WIB

Syekh Yusuf Bapak Literasi Nusantara, Bag 1

Selasa, 24 Mei 2022 | 20:41 WIB

Khadijah Binti Khuwailid Memang Wanita Istimewa.

Minggu, 20 Februari 2022 | 17:40 WIB

Sepenggal Cerita dari Catatan Harian Prof. Wan

Senin, 14 Februari 2022 | 07:40 WIB

Wafatnya Muhammad Natsir, Sang Guru Bangsa Sejati

Selasa, 8 Februari 2022 | 13:33 WIB
X