■ Oleh : Prof Dr Ahmad M. Sewang MA, Ketua Umum IMMIM
PortalAMANAH.com -- Bahwa Syekh Yusuf adalah orang pertama di Nusantara yang keliling dunia menuntut ilmu pengetahuan. Ia sudah menglobal sebelum era globalisasi.
Setelah mendalami pengetahuan agama di Haramaen dan di Yaman, beliau lanjut ke Damaskus, Syiriah. Di sinilah beliau mendapatkan gelar tertinggi dalam bidang ilmu tasawuf, Tajul Khalawati atau Mahkota Khalawati.
Selama 20 tahun beliau menghabiskan waktu mencari ilmu di Timur Tengah.
Baca Juga: Syekh Yusuf Bapak Literasi Nusantara, Bag 1
Kembali dari studi beliau membantu Pangeran Tirtayasa melawan kolonial di Banten. Setelah Tirtayasa tertangkap, Syekh Yusuf diasingkan ke Kolombo.
Berhubung karena masih punya pengaruh ke Nusantara lewat jamaah haji Nusantara yang singgah di sana. Untuk memutus pengaruhnya ke Nusantara, maka kolonial mengasingkannya ke benua yang lebih jauh, Afrika Selatan.
Syekh Yusuf di Cape Town Afrika Selatan tetap menjalankan misinya sebagai pejuang dan dai. Di sini menghasilkan banyak pengikut.
Baca Juga: Ekbis Syariah - Apakah Beda Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Ketika ia wafat pada 23 Mei 1699, pengikutnya memperingati hari wafatnya setiap tahun. Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.
Jenazah Syekh Yusuf Tajul Khalwati dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705.
Kemudian Syekh Yusuf Allahu yarham dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto dengan SK Presiden: Keppres No. 071/TK/1995, Tgl. 7 Agustus 1995.
Baca Juga: Dai Parmusi Bangun Kampung Quran
Pada tahun 2009, Syech Yusuf dianugerahi penghargaan Ordo Sahabat Oliver Thambo yaitu penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan oleh Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki kepada ahli warisnya.
Artikel Terkait
Semarak Literasi di Porseni Aksi 2021 Sekolah Islam Al Insyirah
BMH Sukses Aksi Kolaborasi Kuatkan Literasi di Desa
Sensititivitas vs Literasi Beragama