PortalAMANAH.com -- Ustadz Endang Abdurrahman adalah kolumnis kajian keluarga di Majalah Mulia Laznas BMH.
Sekitar setahun silam, pria murah senyum itu mendadak terjatuh. Sepulang dari rumah sakit dokter memvonis ia kena stroke.
Nyaris setahun Ustadz Endang berjibaku dengan tubuhnya sendiri. Ia sangat aktif bergerak, namun kondisi tubuhnya memaksa ia tak bisa aktif sebagaimana biasa.
Tetapi, mental dakwahnya membuat mantan dosen STAI Lukman Hakim Surabaya itu mampu bangkit kembali.
Pola Hidup Sehat
Ustadz Endang berpesan seringkali aktivis dakwah mengabaikan rasa lelah yang menyapa.
"Memang itu tidak apa-apa, apalagi kalau masih muda. Tetapi itu masalah ketika usia tidak lagi muda. Sebab penyakit tidak datang tiba-tiba, ia datang perlahan, melalui pola hidup kita yang kurang tepat dan sehat," katanya menuturkan.
Jadi, harusnya kita itu makan makanan sehat, seperti buah dan sayur. Tetapi ini yang jarang atau mungkin kurang diminati.
"Dalam hal makan, kita harus tahu mana makanan yang kita butuhkan dan mana makanan yang kita inginkan. Untuk sehat, buah dan sayur harus selalu kita usahakan," ungkapnya.
Buang Kursi Roda dan Tongkat
Kisah yang tak kalah mengundang decak kagum adalah ketika Ustadz Endang baru memasuki masa terapi.
Sang terapis dengan lantang mengatakan, "Tolong ini kursi roda dan tongkat jangan ditaruh di ruangan kalau perlu buang. Kapan bisa berdiri dan berjalan, kalau kita terus bersandar pada dua alat ini," ucap sang terapis sabil menunjuk kedua alat itu.
Ustadz menangkap bahwa pesan dari perintah itu adalah mindset kita mesti diubah. Harus ada kemauan sembuh dalam diri sendiri.
Sejak itu, Ustadz Endang rajin berlatih berjalan dengan memegang pagar di sekitar pesantren. Pagi dan sore beliau terus berlatih.
Artikel Terkait
Pesan Dakwah - Lupa Bahagia
DPW Hidayatullah Sulsel Safari Dakwah di Tator. Kuatkan Tauhid Muallaf dan Ukhuwah
Literasi Santri, Laznas BMH bagi Buku Kisah Dakwah Pedalaman
Pengguna Medsos di Indonesia 191 Juta Orang, MUI Sulsel Ajak Muballigh Giatkan Dakwah Digital
Resensi - Gurutta Hamka, Bersenjata Dakwah Lisan dan Tulisan